Jumat, 10 Juli 2009

DI PINTU GERBANG SAJA

Ingin sekali aku ada di sana
bukan untuk menunjukkan ke aku an ku
ingin sekali aku ada di sana
justru karena ingin berbalas
ingin sekali aku ada di sana
hanya karena ingin berbagi
ingin sekali aku ada di sana
tapi malu kukatakan
ingin sekali aku di sana
tapi cukup doa mengiringi
karena tak layak aku di sana

ingin sekali aku di sana
mengantar menuju gerbang suksesmu

Minggu, 22 Maret 2009

KOMPROMI EGO

Tangan di atas
Lebih baik daripada tangan di bawah

Ini pelajaran yang pernah kudapat
di waktu masih kanak
Membekas dan tertinggal hingga kini

Saat dewasa lalu aku sadar
Indahnya memberi
Sebab dulu kulakukan
Karena doktrin ibu-bapak dan guru agamaku

Belajar berbagi
meski sedikit dari yang kupunya

Berbagi
serasa menjadi seorang pahlawan
tak peduli, pada siang malam, letih, kantuk dan susah, senang
membagi sedikit dari kemanfaatan diri
karena kuyakin, hadirku bukan untukku saja

Terus dan terus belajar berbagi
Tapi ternyata aku menjadi angkuh
Karena egoisitas ku mengangkat dagu
“berkata” tak butuh bantuan orang lain
Seolah harga diri runtuh
jika akhirnya nasib
Mengantar orang lain mengulurkan tangan
Untuk ku

Ternyata aku lupa
Bahwa aku manusia
yang dalam diriku melekat
tabiat kemanusiaanku
bahwa : hidup tidak selamanya memberi
pun sebaliknya

jika akhirnya kuingkari
maka aku telah menafikan tabiat kemanusiaanku
pada titik itu
baru kusadari memberi dan menerima
adalah niscaya


(saat ego harus berkompromi, 210309)

Minggu, 22 Februari 2009

MEMAKNAI KEHILANGAN

Suatu siang di stasiun
dalam padat sesak manusia
langkah lunglai
menerobos rintik hujan
tak seperti biasa
Ransel hitam
sedikit berbisik
"coba tadi ditemani tas merah saja"
"tak usah berandai-andai",
hardik ku tajam
pada ransel hitam
Tak sampai hati juga
menghardiknya
sebab luka menganga di tubuhnya
masih terlihat jelas
Tanpa kuasa dia hanya mampu menatap
lihai jemari pencopet
mengambil alih sebuah Telepon genggam
yang setia mendampingi dan mendokumentasi
hari-hari ku
Ini cobaan
peringatan
atau apalah namanya
tak tahu
Pernah seorang teman bernasib sama denganku
kutanya perihal apa yang dia rasakan
"aku merasa beruntung mengalaminya,
kehilangan satu benda yang berharga buatku,
benda yang mungkin penting dalam hidupku,
tapi aku bersyukur
sebab jika aku KEHILANGAN SESUATU yang LEBIH BERHARGA
dari itu,
maka aku siap menghadapinya
sebab aku telah bersimulasi
untuk mengkondisikan diriku sendiri
sebab aku tak pernah tahu
besok aku kehilangan apa dalam hidupku.
Bahkan mungkin besok aku akan kehilangan
orang-orang yang kucinta
Orang-orang yang penting dalam hidupku
maka kehilangan kali ini pertanda
aku harus belajar memaknai KEHILANGAN
untuk siap menghadapi KEHILANGAN
yang lebih berat dari sebelumnya"